Jumat, 16 Mei 2014

cerpen

AKU, KEKE, DAN SAHABATKU



Blaaaaaarrrrrrrr... Kuda besi gue pun berjalan dengan gagahnya. Pagi pukul 10 gue abel dan si kuda besi gue pun menuju perjalan yang cukup jauh (Bekasi-Bogor). Kurelakan perjalan jauh itu gu tempuh dengan penuh kegembiraan dan semangat.



Satu setengah jam perjalan gue tempuh. Sesampainya disana gue bertemu dengan seorang gadis pujaan gue. Si cantik Margaretha Aisyah telah menyambutku di depan pager rumahnya dengn penuh senyuman indah. Alhasil jarak tempuhku pun serasa hanya sejengkal...hahaha...

"pagiii mooon.... kucel bangeet mukanyaaa, cape ya? yukyuk masuk"

"pagiii keee...kucel? tapi sukaa kaan?hahahaha"

Sapaan indah penuh canda di awal pagi pun telah ku dengar dan membuat semuanya terasa sangat indah. Mon adalah panggilan manjanya untukku dan keke adalah panggilan manjaku untuknya. Hari ini dia sedang pusing mengnai Tugas akhir kampusnya.



Detiiik...Meniit..Jam...pun berlalu tanpa terasa. Banyak hal-hal seru yang kita lakukan bersama apabila sedang bertemu. Sore tiba kita bermain basket dilapangan deket rumahnya..

"Bisaaa maen basket gak sii mon?? Segitu doang lo bisanya?"

"hahaha lo aj gak ada yang masuk daritadi, jangan sok-sok komentar yee.."

Bola pun terlempar olehnya dan dengan sengaja nya dia nelempar kekepala gue...

"Asliiiiii minta dihajaarrrr"

"beraniii hajar gue? (dengan muka sok sinis sinis manja)"

larii lariaaan lah kita mengitari lapangaan... Sampai pada akhirnya dia capee dan gue peluk dia dari belakang.

"kenaaa lo jeleek"

"kaaan bisa banget nangkepnya pake peluk segala"

"hahahahaha lagian rese (sambil elus kepalanya)"

"bosen mainn basket, yuk maen sepeda"

dan akhirnya kita pun main sepeda, jajan jajan makan sd sambil ketawa ketawa inget masa masa kecil dulu. Terus jalalan jalan mencari spot yang lucu buat foto-foto. Karena momen moment kayak sekarang ini adalah momen terbaik yang bakal jadi cerita keren banget kelak.



Sore pun makin menjadi menuju malam.

"pulang yuk mon udah mau maghrib"

"yuuuukkkkk, lapeeeeeerrrrr"

"ayuk pulang , aku mamu bikinin kamu sesuatu"

Sesampainya dirumah, lekaslah kami bersih bersih karena kucelnya kami. Menunggu dia bersih bersih, Gue ngobrol hangat sama papa nya. Sampai pada akhirnya dia pun selesai bersih bersih.

"sholat dulu mon udah maghrib, kamu imamin aku ya"

"iyelaaah masa iman cewe"

"iya aku tau, bukan imam didalem sholat aja ya..mudah2aan jadi imam buat hidup aku'

"kaaaan kekee kaaan, kamu lagi kenapa sayang? gombalin aku terus"

"lagi pengen aja"

Sambil menuju tempat wudhu pun gue sambil berfikir didalam hati (tumben anak ini beda banget hari ini). Tapi terlepas dari semua itu tanpa ada rasa curiga apapun gue hanya bisa merasa sangat senang.

Seselesai nya kami sholat, dia pun menepati janjinya untuk membuat kan sesuatu.. Lekas dia pergi ke dapur dan meminta gue buat menunggu di depan televisi sambil dia menyiapkan semuanya. Sambil asik menonton acara televisi dia pun datang dengan segelas besar minuman. Yeaaah... Milkmix adalah minuman susu ala dia yang menjadi minuman favourite kita.

"Milkmix spesial buat mon aku yang capeee (sambil senyum manja)"

"makasiih cantiik...loveyou"

dan tanpa membalas kata kata sayang itu dia hanya memberi minuman itu dan pelukan manja sambil lanjut ngobrol dan menonton televisi.

Sempat terlintas dan berfikir , walaupun dia sangat manja hari ini dan sangat membuat gue bahagia. Tapi kayaknya ada sedikit hal yang hilang darinya entah apapun itu. Semakin gue berfikir aneh tentang apa yang hilang itu, semakin dia mengalihkan semuanya dengan manjanya dan sifat sifat kesukaan gue yang sering dia lakukan sama gue. Alhasil pemikiran aneh itu pun serentak hilang aja karena melihat sikapnya sama gue.

Waktu terus berjalan... Cerita lucu, cerita makanan, cerita baju, cerita motor, semua pembahasan bisa menjadi suatu pembahasan yang sangat seru bagi kami. Kami bercerita degan ala kami , itulah yang membuat semuanya menjadi sangat seru.

"keeee...kamu bilang pusing sama Tugas Akhir? Ini kita daritadi gak ngebahas apa-sama sama TA kamu?"

"memang ya? memang aku ada TA ya? oh iya lupa.. nanti aja lah mon masih ada esok hari kan"

"hmmmm yang begini nih kapan mau lulusnya??"

"gpp lah agak lama buat TA nya asal selalu ada kamu temenin aku buat selesain semuanya. Kan aku udah janji sma kamu sama keluarga aku kalo aku harus lulus tahun ini'

"oke cantiiik , insya allah aku slalu ada terus buat kamu..Selama aku bisa"

"maksiiih ya mooon, sayang kamu"

"sayang kamu cantiikkk"

Satu hari pun terasa sangat kurang kalu kita lalui bersama. Pada akhirnya gue harus pulang karena sudah larut. Dan satu hal yang gak pernah lepas perhatiannya dari dia adalah memastikan gue sampe rumah dengan selamat. Setelah gue sampe rumah dia baru bisa tidur dengan nyenyak



Hari-hari terus berjalan sperti biasanya. Gak pernah ada kata bosan untuk menjalankan kehidupan bersamanya. Semangat menjalani hidup dan menjalani hari-hari sangat jelas gue rasakan karen ada dia dan keluarga gue sebagai penyemangat utama. Dan gue pun menjadi lebih produktif buat melakukan hal-hal yang berguna.



Suatu saat gue ada sebuah kewajiban dimana gue harus pergi keluar kota dengan waktu kurang lebih 1 sampai 2 bulan disana. Dan gue harus meninggalkan hari-hari indah gue dengan dia khususnya untuk sementara. Gue minta izin sama orang tua dan mau pamitan sama dia. Pada waktu akhir peka gue main kerumahnya dan sekalian untuk pamit.

"aku pamit ya kee besok pagi mau keluar kota"

"iya mon aku titip kepercayaan aku sama kamu ya"

"insya allah aku jaga baik-baik semuanya semampu aku, percaya aku ya"

Tanpa banyak kata kata dia hanya terus memeluk manja sambil bersandar kepalanya di pundak gue. Sempat berfikir agal berat buat jalanin semua. Tapi apapun itu, gue disana demi mengejar cita-cita intinya. Dan akhirnya gue pamit, dia tetap hanya bersikap memandangi gue dengan teduh seolah olah gue gak akan ketemu sama dia lagi.

"heii keee... kamu kenapa? aku gak lama disana dan aku berusaha gak macem macem disana kok"

Dia lagi dan lagi hanya memandangi gue dengan senyuman sambil berkata

"gue bakal kangen lo banget mon sumpah demi apapun"

Sambil berkata kata mata dia pun berkaca kaca....

"heeiii keee jangan gitu , nanti akunya berat buat pergi kesana, nanti akunya gak bisa fokus disana"

dan pada akhirnya cerita ftv pun terjadi sama gue.... Dia nangis sambil peluk erat gue. Semua terlihat seperti dia berat banget buat gue pergi kesana. Tapi jujur dalam hati keci gue berkata ada hal lain yang ngebuat dia sampai segininya banget. Oke gue harus pulang dan packing buat keberangkatan besok pagi. Dia pun udah agak tenang dan mengizinkan gue untuk pulang. Huffff .... Lumayan dramatis buat gue malem itu dan membuat gue semakin banyak hal yang gue fikirin tentang semua kisah gue sama dia.



Sesampainya disana gue hanya memikirkan bagaimana disana gue bisa sukses, tentu dengan penyemangat jarak jauh gue. Gue jalani hari-hari dengan penuh semangat dengan penuh keceriaan dan dengan penuh dedikasi. Seminggu pertama gue lewati tanpa masalah. Hanya haru membiasakan diri dengan keadaan yang sekarang dimana gue jarak jauh dengan dia. Harus banyak banyak menahan godaan, walaupun dia jauh tapi gue gak pernah mau yang namanya menyia nyiakan kepercayaan. Komunikasi gue sama dia berjalan sangat baik dengan penuh penyesuaian.

3 minggu berjalan, ternya waktu menjawab. Konsistensi komunikasi gue sama dia mulai berkurang. Wajar, yang selalu ngabarin bagi gue akan kalah dengan yang selalu ada. Tanpa disengaja komunikasi kita mulai rada sedikit tidak begitu intens. Rada takut gue tapi mau bagaimana ? semua udah gue jalanin sebisa gue tanpa ada rasa sedikit put untuk berubah sama dia.

Ternyata 3 minggu lebih 3 hari gue udah bisa pulang. Apa yang udah menjadi kewajiban gue disana sudah selesai. So? ini adalah ahal yang paling gue tunggu tunggu. Langsung lah gue kasih kabar ke dia bahwa gue gak lama lagi bisa pulang. Didalam fikiran gue adalah gue pengen cepet cepet ketemu dia dan ngelakuin hal hal seru bareng lagi tanpa mengingat waktu. Jujur kangen banget momen momen itu.

Gue lsg tlp dia dan langsung mengabarkan hal ini, Tapi? jawaban telepon dari dia adalah jawaban yang sangat gak pernah terbayang dari gue. Dia senang, tapi gue tau dia gak seperti itu biasanya untuk mengungkap kan kesenangannya. Viks gue makin kepikiran.... Ada Apa Ini???



Ada satu hal yang mungkin gak akan semuanya sangka. Gue sama dia, belum pernah menyatakan buat jalanin semua bareng atau dengan kata lain kita belum j a d i a n. Siapapun yang melihat hubungan kita dapat dipastikan bahwa yang melihat kita akan berfikir kalo kita ini pacaran.

Banyak hal yang sudah bisa membuat gue yakin bahwa dia cepat atau lambat akan jadi pasangan buat gue. Kita sering banget yang namanya berkhayal kalo kita sudah berumah tangga kelak. Sering banget membahas akan hal itu. Bagi gue apa lagi? apalagi alasan buat gue gak bisa sama dia? itu pemikiran gue. Tapi Tuhan dan kenyataan berkata lain.



Singkat cerita, ada seorang sahabat gue yang keke pun juga kenal baik sama sahabat gue ini. Memang kita bertiga sahabatan. Keseruan keseruan yang sering gue jalanin , tidak terlepas dari sosok sahabat gue ini juga. Dia juga sering seru seruan bareng kita, dan sering banget. Bahkan sahabat gue ini sngaat mendukung dan terus membantu semangatin gue buat gue akan hidup bersama sama kelak dengan si keke ini. Dia sangat setuju dan ikut berusaha bagaimanapun caranya biar gue sudah sama keke saja.

Tapi mungkin entah karena kita bertiga sudah saling percaya satu sama lain ataupun guenya yang terlalu percayaan. Sehingga ada sebuah hal yang tanpa gue sadari bisa berakibat fatal. Gue sering minta tolong sama sahabat gue ini untuk jemput keke disaat gue gak bisa, temenin keke disaat gue blm dateng, dan banyak hal lainnya. Gue gak pernah tau dan gue jg gak pernah berfikir macem macem disaat sahabat gue ini melakuakan hal apa yang gue suruh. Tapi?



Sepulang gue dari luar kota. Gue ketemu keke dengan hati yang sangat kangen yang namanya kangen se kangen kangennya. Gue sangat antusisa bergembira sekali bisa ketemu dia lagi. Gue cerita mengenai kehidupan baru gue disana, apa aja yang seru disana, apa aja yang gue lakuin disana... Banyaak deh yang gue ceritain. Tapi seketika gue tersadar, dari awal ketemu dia lagi.. Gak banyak kata-kata keluar dari dia, gak ada keseruan yang dia lakukan, gak ada aura dia yang gue kenal selama ini. DIA BEDA, DIA BERUBAH, DIA DINGIN.... Dan jujur gue sedih banget.

Dia hanya diam ketika gue tanya KENAPA?. Hanya menangis pelan yang bisa dia lakukan selama gue bertanya. Sumpah gak enak banget perasaan gue, dan sumpah ini keadaan yang bikin gue makin berfikir jauh dan jauuh.

Tangisan dia pun terhenti dan dia pun mulai agak tenang. Perlahan di mencoba buat ngomong...

"Mon.... Gak banyak kata yang bisa aku katakan sekarang... Cuma maaf"

Seketika gue potong omongannya

"maaf kenapa kee, maaf buat apa?? jawab dgn jujur sekarang !"

"Dengerin aku ya dengerin baik baik banget. Sesungguhnya kamu adalah cowo yang gak ada istilahnya sedikitpun pantasnya buat disakitin ataupun buat dibohongin."

Makiin berdetak cepat jantung gue menunggu apa yang akan dia bilang

"Terserah kamu mau hukum aku kayak apa terserah kamu mau anggep aku apa dan terserah kamu mau menilai bagaimana... aku... sudah..jadian...sama..sahabat...kamu...."

Tersontak badan gue sperti dikasih obat mati yang dimana gue kaget sekaget kagetnya dan cuma bisa bisa diam sambiil teruuus berfikir APA BENAR? APA BENAR? .... Dan gue coba berontak dalam diri gue dan yakinin bahwa semua ini hanya MIMPI...

tapi percuma ... ini kenyataan ini adalah feeling gue yg selama ini mengganjal dalam otak gue. Ini semua jawaban ketidak tenangan gue.

Setelah ngomong itu keke cuma bisa nangis kejer dan lari kekamarnya sambil mengunci pintunya. Gue bisa apa? marah marah? ngamuk? ... Sebenernya bisa aja karena secara gak langsung sahabat gue udah secara tidak hormat mengambil jalan gue. Ibu dari keke ternyata udah tau semua jg, dia cuma bisa bilang sabar ke gue. Dengan mencoba untuk ikhlas gue pamit gitu aja. Gue pamit dari rumah itu, gue pamit dari kebahagiaan gue, gue pamit dari penyemangat hidup gue, dan gue pamit cita cita indah gue bersama dia. Gak ada lagi yang harus gue seselin, semua udah terjadi . Air mata penyesalan pun gak akan buat keke kembali. Semua udah ada jalannya dari allah. Berusaha ikhlas, cuma itu yang patut gue lakuin. Dan pada akhirnya gue tetap sahabatan sma sahabat gue. Dan sudah memaafkan semua nya, walau tak ingin lagi gue melihat keke. Gue maklumi ketidaksabaran keke menunggu bejana cinta yang gue tinggal sesaat. Sudahlaah.. Lupakanlah... Live must go on. Mungkin dengan dia keke bisa bahagia, belum tentu sama gue keke bisa bahagia. Memang terlihat agak suci gue , tapi itulah yang gue lakukan sampai detik ini :) .



THE END